Bagaimana Sikap Seorang Muslim terhadap Konflik antara Rafidhah dan Zionis Yahudi?
✒️ Pendahuluan
Di tengah gejolak dunia, kaum muslimin kembali menyaksikan konflik antara dua kekuatan besar: Rafidhah (Syiah ekstrim) dan Zionis Yahudi, dua-duanya musuh Islam, namun dengan bentuk permusuhan yang berbeda—yang satu dari dalam, yang lain dari luar.
Lalu bagaimana sikap syar’i kita? Apakah cukup hanya karena mereka memusuhi Zionis, maka mereka layak didukung? Simak penjelasan berikut berdasarkan Al-Qur'an, Sunnah, dan fatwa para ulama Ahlus Sunnah.
⚖️ Islam Berdiri di Atas Tauhid dan Sunnah, Bukan Sentimen
Allah Ta'ala berfirman:
“Dan janganlah kamu condong kepada orang-orang yang zalim, yang menyebabkan kamu disentuh api neraka.”
— QS. Hud: 113
Ini mencakup semua bentuk dukungan, loyalitas, atau pembelaan terhadap orang zalim, meskipun mereka memusuhi musuh kita.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:
"الرّافضة من أجهل الطوائف وأكذبها، وهم يعادون الإسلام وأهله أشد من معاداة اليهود والنصارى."
“Rafidhah adalah kelompok paling bodoh dan paling dusta. Mereka lebih memusuhi Islam dan pemeluknya dibandingkan Yahudi dan Nasrani.”
— Minhāj as-Sunnah (1/39)
🛡️ Zionis Yahudi: Musuh Terbuka, Tapi Rafidhah Adalah Musuh Tersembunyi
Nabi ﷺ bersabda:
"إن أخوف ما أخاف على أمتي الأئمة المضلين."
“Yang paling aku takutkan atas umatku adalah para pemimpin yang menyesatkan.”
— HR. Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin رحمه الله berkata:
"الرافضة أشد خطراً على الإسلام من اليهود والنصارى؛ لأنهم ينتمون إلى الإسلام ظاهراً وهم يحاربونه باطناً."
“Kaum Rafidhah lebih berbahaya bagi Islam dibanding Yahudi dan Nasrani, karena mereka tampak seperti Islam dari luar, namun memeranginya dari dalam.”
— Liqā’ al-Bāb al-Maftūḥ, no. 10
🔥 Jika Dua Musuh Islam Berperang, Apa Sikap Kita?
Ibnu Taimiyah رحمه الله menjelaskan:
"إذا اقتتل فئتان من الكفار... فإن قصد دفع شر أحدهما بما هو أقل شرا منه، جاز ذلك."
“Jika dua kelompok kafir saling berperang, dan tujuan kita adalah mencegah kejahatan yang lebih besar dengan kejahatan yang lebih kecil, maka itu boleh.”
— Majmū‘ al-Fatāwā (28/538)
Syaikh al-‘Utsaimin رحمه الله berkata:
"إذا تقاتل طائفتان من أهل الكفر أو أهل البدع، فإننا لا نعاون أحداً منهم، إلا إن ترتب على قتالنا لهم دفع ضرر أكبر."
“Jika dua kelompok dari kalangan kafir atau ahli bid’ah saling berperang, maka kita tidak membantu salah satunya, kecuali jika dengan itu dapat menolak bahaya yang lebih besar.”
— Syarh Riyādh as-Shālihīn, hadits no. 179
🌱 Prioritas Kaum Muslimin: Aqidah, Persatuan dan Doa
Allah Ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara.”
— QS. Al-Hujurāt: 10
Syaikh al-‘Utsaimin رحمه الله berkata:
"المعركة الحقيقة اليوم هي معركة العقيدة، وأعظم النصر أن تنتصر العقيدة في قلوب الناس."
“Pertempuran yang sesungguhnya hari ini adalah pertempuran aqidah. Kemenangan terbesar adalah ketika aqidah menang di hati manusia.”
— Syarh al-‘Aqīdah al-Wāsithiyyah
✊ Penutup
Kaum muslimin tidak boleh tertipu oleh retorika atau simbol-simbol perjuangan yang digunakan kelompok sesat, walaupun mereka menyerang musuh yang sama. Loyalitas kita harus berdasarkan iman, tauhid, dan sunnah—bukan semata karena musuh bersama.
Mari kita berdoa untuk kaum muslimin yang terzalimi, dan tetap istiqamah di atas manhaj Ahlus Sunnah, menjauhi fitnah, dan memperkuat barisan dengan ilmu dan ketakwaan.
📌 Jangan biarkan emosi menggantikan ilmu. Jangan biarkan semangat menumbangkan prinsip.
0 Comments