Advertisement

Anas bin Malik (rodhiyallohu'anhu, w: 93)

بسم الله الرحمٰن الرحيم

☀️Anas bin Malik (rodhiyallohu'anhu, w: 93)☀️

Berkata Ibnu Hajar al-Asqolani rohimahulloh:

Anas bin Malik bin Nadhor bin Dhomdhom bin Zaid bin Harom bin Jundub bin Amir bin Ghonam bin Adi bin an-Najjar al-Anshori, Abu Hamzah, pelayan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan menetap di Bashroh.

Az-Zuhri meriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata, “Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah ketika saya berusia sepuluh tahun, dan para ibu saya mendorong saya untuk melayani beliau.” Ja'far bin Sulaiman ad-Dab'i meriwayatkan dari Tsabit dari Anas bahwa Ummu Sulaim membawanya kepada Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam saat ia masih kecil dan berkata, “Wahai Rosululloh, ini Anas, doakanlah dia.” Maka Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam berdoa, “Ya Alloh, perbanyaklah harta dan keturunannya serta masukkan dia ke surga.” Anas berkata, “Saya telah melihat dua dari do'a tersebut terkabul, dan saya berharap yang ketiga juga akan terkabul.”

Umar bin Syabbah an-Numairi meriwayatkan dari Muhammad bin Abdulloh al-Anshori dari ayahnya, dari Tsumamah bin Anas bahwa ketika Anas ditanya, “Apakah kamu hadir di Badar?” ia menjawab, “Bagaimana mungkin aku absen dari Badar?” Ibnu Sa'd juga meriwayatkan dari al-Ansari yang mengatakan bahwa ayahnya mendengar dari seorang budak Anas bin Malik bahwa ia bertanya kepada Anas, “Apakah kamu hadir di Badar?” Anas menjawab, “Bagaimana mungkin aku absen dari Badar?” Namun, isnad (rantai perawi) ini dianggap lebih sahih meskipun budak tersebut tidak dikenal, dan tidak ada dari para ahli sejarah perang yang menyebutkan bahwa Anas termasuk sahabat yang hadir di Badar.

Ayyub meriwayatkan dari Abu Qilabah dari Anas bahwa ia berkata, “Saya menyaksikan bersama Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam: perjanjian Hudaibiyah, umroh, haji, penaklukan Mekkah, Perang Hunain, dan pengepungan Tho'if.” Ali bin al-Ja'd meriwayatkan dari Syu'bah dari Tsabit bahwa Abu Huroiroh berkata, “Saya belum pernah melihat seseorang yang shalatnya lebih mirip dengan Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam selain anak Ummu Sulaim (yaitu Anas).”

Ja'far meriwayatkan dari Tsabit bahwa ia berkata, “Saya bersama Anas ketika pengurus tanahnya datang dan berkata, 'Wahai Abu Hamzah, tanah kami kekeringan.' Maka Anas berdiri, berwudhu, keluar ke padang, lalu shalat dua rakaat dan berdoa. Saya melihat awan berkumpul, kemudian hujan turun hingga membasahi segala sesuatu. Ketika hujan reda, Anas mengutus salah seorang keluarganya untuk melihat sejauh mana hujan tersebut mencapai tanahnya, dan ternyata hanya tanahnya yang terbasahi, padahal itu terjadi di musim panas.”

Anas bin Malik (rodhiyallohu'anhu, w: 93)


Al-Anshori meriwayatkan dari Ibn ‘Aun dari Musa bin Anas bahwa ketika Abu Bakar menjadi kholifah, ia mengirim utusan kepada Anas bin Malik agar ke Bahrain untuk suatu tugas. Umar kemudian datang, lalu berkata Abu Bakar, “Saya ingin mengirim pemuda ini ke Bahrain untuk suatu tugas.” Umar berkata, “Kirim dia, karena dia cerdas dan seorang penulis.” Maka Abu Bakar mengutusnya.

Ali bin Al-Madini mengatakan, “Anas adalah sahabat Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam yang terakhir tinggal di Bashroh.” Al-Ansari mengatakan bahwa Anas wafat pada usia 107 tahun. Wahb bin Jarir dari ayahnya menyatakan bahwa Anas meninggal pada tahun 95 H. Hal yang sama juga dikatakan oleh Syu’aib bin al-Habhab. Hammam dari Qotadah menyebutkan tahun 91 H, sedangkan Ma’n bin Isa dari sebagian keturunan Anas menyebutkan tahun 92 H. Ibnu 'Ulayyah, Abu Nu'aim, Kholifah, dan lainnya menyebutkan bahwa ia wafat pada tahun 93 H.

Al-Bukhori dalam *at-Tarikhul-Kabir* meriwayatkan dari Nushr bin Ali yang mendengar dari Nuh bin Qois, dari Khalid bin Qois, dari Qotadah, bahwa ketika Anas bin Malik wafat, Muwarriq berkata, "Setengah ilmu telah hilang hari ini." Lalu seseorang bertanya, “Mengapa demikian?” Ia menjawab, “Karena jika ada seorang pengikut hawa nafsu mendebat kami tentang suatu hadits maka kami berkata: mari kita ke orang yang mendengarnya langsung dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam.”

Aku (ibnu Hajar) katakan: tentang perkataan al-Ansari bahwa Anas hidup hingga usia 107 tahun, perlu ditinjau mengingat ia berusia sekitar sepuluh tahun ketika Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam tiba di Madinah dan ia wafat pada tahun 93 H, maka usianya kemungkinan sekitar 103 tahun. Hal ini juga ditegaskan oleh Khalifah bin Khayyat dalam bukunya, yang menyebut bahwa Anas wafat pada tahun 93 H dengan usia 103 tahun. Dan lebih ajaib Pernyataan al-Waqidi yang mengatakan Anas meninggal pada tahun 92 H dengan usia 99 tahun, sebagaimana dikatakan Mu'tamir dari Humayd, kecuali ia menjazm bahwa Anas meninggal pada tahun 91 H dan ini serupa, dan pendapat Khalifah lebih shohih.

Al-Hudzaa'i dalam *Rijal al-Muwattho'* menyebutkan bahwa Anas memiliki kunyah Abun-Nadhr.

Ia meriwayatkan dari (gurunya): Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, dari Abu Bakar, Umar, Utsman, Abdulloh bin Rowahah, Fatimah az-Zahra, Tsabit bin Qois bin Syamas, Abdurrohman bin Auf, Ibnu Mas'ud, Malik bin Sha'sha'ah, Abu Dzar, Ubay bin Ka'ab, Abu Tholhah, Mu'adz bin Jabal, Ubadah bin as-Shomit, serta dari ibunya, Ummu Sulaim, bibinya, Ummu Harom, Ummu al-Fadl istri Abbas, dan banyak lainnya.

Darinya, diriwayatkan oleh (muridnya): al-Hasan, Sulaiman at-Taimi, Abu Qilabah, Abu Mijlaz, Abdul Aziz bin Shuhaib, Ishaq bin Abu Tholhah, Abu Bakar bin Abdulloh al-Muzani, Qotadah, Tsabit al-Bunani, Humayd at-Thowil, cucunya, Tsumamah, al-Ja'd, Abu Utsman, Muhammad bin Sirin, Anas bin Sirin, Abu Umamah bin Sahl bin Hanif, Ibrohim bin Maysaroh, Buraid bin Abi Maryam, Bayan bin Bisyr, Az-Zuhri, Rabi'ah bin Abi Abdirrohman, Yahya bin Sa'id al-Anshori, Sa'id bin Jubair, Salamah bin Wardan, dan banyak tokoh lainnya dari berbagai wilayah.

📚(Ibnu Hajar al-Asqolani, Tahdzibut-Tahdzib: 1/376-379)

Telegram: ilmui
WA: ilmui

#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan


 #free_share, #without_logo, #without_asking_donation, #without_foundation

Post a Comment

0 Comments