Advertisement

KEMBALI KEPADA DALIL SEBAGAI SOLUSI DARI PERTIKAIAN

بسم الله الرحمٰن الرحيم

📚 KEMBALI KEPADA DALIL SEBAGAI SOLUSI DARI PERTIKAIAN 📚

Alloh ta'ala berkata:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا} .

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Alloh (Al-Qur'an) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa': 59)

Syaikh Ibnu Nashir Assa'dy rohimahulloh berkata:

ثم أمر بطاعته وطاعة رسوله وذلك بامتثال أمرهما، الواجب والمستحب، واجتناب نهيهما. وأمر بطاعة أولي الأمر وهم: الولاة على الناس، من الأمراء والحكام والمفتين، فإنه لا يستقيم للناس أمر دينهم ودنياهم إلا بطاعتهم والانقياد لهم، طاعة لله ورغبة فيما عنده، ولكن بشرط ألا يأمروا بمعصية الله، فإن أمروا بذلك فلا طاعة لمخلوق في معصية الخالق. ولعل هذا هو السر في حذف الفعل عند الأمر بطاعتهم وذكره مع طاعة الرسول، فإن الرسول لا يأمر إلا بطاعة الله، ومن يطعه فقد أطاع الله، وأما أولو الأمر فشرط الأمر بطاعتهم أن لا يكون معصية.
ثم أمر برد كل ما تنازع الناس فيه من أصول الدين وفروعه إلى الله وإلى رسوله أي: إلى كتاب الله وسنة رسوله؛ فإن فيهما الفصل في جميع المسائل الخلافية، إما بصريحهما أو عمومهما؛ أو إيماء، أو تنبيه، أو مفهوم، أو عموم معنى يقاس عليه ما أشبهه، لأن كتاب الله وسنة رسوله عليهما بناء الدين، ولا يستقيم الإيمان إلا بهما.
فالرد إليهما شرط في الإيمان فلهذا قال: {إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ} فدل ذلك على أن من لم يرد إليهما مسائل النزاع فليس بمؤمن حقيقة، بل مؤمن بالطاغوت، كما ذكر في الآية بعدها {ذَلِكَ} أي: الرد إلى الله ورسوله {خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا} فإن حكم الله ورسوله أحسن الأحكام وأعدلها وأصلحها للناس في أمر دينهم ودنياهم وعاقبتهم.

[عبد الرحمن السعدي ,تفسير السعدي = تيسير الكريم الرحمن ,page 183]

KEMBALI KEPADA DALIL SEBAGAI SOLUSI DARI PERTIKAIAN


Kemudian Alloh memerintahkan untuk menaati-Nya dan menaati Rosul-Nya, yaitu dengan melaksanakan perintah keduanya, baik yang wajib maupun yang disunnahkan, dan menjauhi larangan keduanya. Alloh juga memerintahkan untuk menaati ulil amri, yaitu para pemimpin atas manusia, seperti para penguasa, hakim, dan mufti. Hal ini karena urusan agama dan dunia manusia tidak akan berjalan dengan baik kecuali dengan menaati dan mengikuti mereka, demi ketaatan kepada Alloh dan mengharap pahala-Nya. Akan tetapi, hal ini dengan syarat mereka tidak memerintahkan maksiat kepada Alloh. Jika mereka memerintahkan maksiat, maka tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Sang Pencipta. Mungkin inilah hikmah di balik penghapusan kata kerja (taatilah) ketika memerintahkan ketaatan kepada ulil amri, sementara kata kerja (taatilah) tetap disebutkan ketika memerintahkan ketaatan kepada Rosul. Hal ini karena Rosul tidak akan memerintahkan kecuali kepada ketaatan kepada Alloh, dan siapa yang menaati Rosul berarti telah menaati Alloh. Adapun ulil amri, syarat ketaatan kepada mereka adalah selama mereka tidak memerintahkan kepada kemaksiatan.

Kemudian Alloh memerintahkan untuk mengembalikan segala yang diperselisihkan oleh manusia, baik dalam pokok-pokok agama maupun cabang-cabangnya, kepada Alloh dan Rosul-Nya, yaitu kepada Kitab Alloh dan Sunnah Rosul-Nya. Karena di dalam keduanya terdapat penjelasan dari semua masalah yang diperselisihkan, baik melalui teks yang jelas, umum, isyarat, peringatan, pemahaman, atau makna umum yang dapat diqiyaskan dengan hal serupa. Karena Kitab Alloh dan Sunnah Rosul-Nya merupakan landasan agama, dan iman tidak akan tegak kecuali dengan keduanya.

Mengembalikan segala perkara kepada keduanya merupakan syarat dalam keimanan. Oleh karena itu, Alloh berfirman: "Jika kamu beriman kepada Alloh dan hari kemudian." Ini menunjukkan bahwa siapa saja yang tidak mengembalikan permasalahan yang diperselisihkan kepada keduanya, maka dia bukanlah orang yang beriman dengan sebenarnya, melainkan beriman kepada thoghut, sebagaimana disebutkan dalam ayat setelahnya. "Yang demikian itu (mengembalikan kepada Alloh dan Rosul-Nya) lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya," karena hukum Alloh dan Rosul-Nya adalah hukum yang paling baik, paling adil, dan paling bermanfaat bagi manusia dalam urusan agama, dunia, dan akhirat mereka.

[Tafsir As-Sa'di = Taisirul-Karimir-Rohman, halaman 183]

Telegram: ilmui
WA: IL-MUI
#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan

 Ilmuii 

 #free_share, #without_logo, #without_asking_donation, #without_foundation

Post a Comment

0 Comments