*Penyakit A'in dan pengobatannya* 🥀
📙 Soal dari Ummu haurah Pinrang di grup wa nashihatulinnisa
'Afwan ummahat ad yg tau cara mengobati penyakit 'ain pd bayi?
Slain di bacakan doa perlindungan dr 'ain aplgi...klw anak2 trlanjur kena 'ain?
➖➖➖➖➖➖➖➖
وسئل الشيخ محمد الصالح العثيمين
وهل التحرز منها ينافي التوكل ؟ .
والتحرز من العين مقدماً لا بأس به ، ولا ينافي التوكل بل هو التوكل ؛ لأن التوكل الاعتماد على الله –سبحانه – مع فعل الأسباب التي أباحها أو أمر بها وقد كان النبي صلى الله عليه وسلم يعوِّذ الحسن والحسين ويقول: " أعيذكما بكلمات الله التامة من كل شيطان وهامة ، ومن كل عين لامة " الترمذي وأبو داود ويقول : " هكذا كان إبراهيم يعوذ إسحاق وإسماعيل عليهما السلام " ، رواه البخاري
" فتاوى الشيخ ابن عثيمين " ( 2 / 117 ، 118 ) .
❓ *Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah tentang menjaga diri dari penyakit A'in,*
*Maka beliau menjawab menjaga diri dari ‘ain boleh dilakukan dan bukan berarti meniadakan tawakal kepada Allah ‘azza wa jalla. Bahkan sikap demikian ini termasuk tawakal, karena tawakal adalah bersandar kepada Allah ‘azza wa jalla disertai melakukan ‘sebab’ yang diperbolehkan atau diperintahkan.*
💭 *Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memohonkan perlindungan untuk al-Hasan dan al-Husain radhiallahu ‘anhuma dengan doa,*
أُعِيْذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
*“Aku memohon perlindungan bagi kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan binatang berbisa, dan dari setiap pandangan yang jahat.”*
*Demikian pula yang dilakukan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam terhadap kedua putranya, Nabi Ishaq dan Nabi Isma’il ‘alaihimassalam.*
📚 *Fatawa al-Mar’ah al-Muslimah, 1/117—118*
💭 *Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,*
الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَىْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
*“’Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta mandi (untuk mengobati orang yang kalian timpakan penyakit ‘ain) maka mandilah.”*
📚 *HR. Muslim*
(*) *Kata mandi yang ada di sini maksudnya adalah berwudhu sebagaimana disebutkan Imam Malik dalam kitab Al Muwattho.*
💭 *Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’ad berkata,*
ونفس العائن لا يتوقف تأثيرها على الرؤية ، بل قد يكون أعمى فيوصف له الشيء فتؤثر نفسه فيه وإن لم يره ، وكثير من العائنين يؤثر في المعين بالوصف من غير رؤية
*“’Ain bukan hanya lewat dengan jalan melihat. Bahkan orang buta sekali pun bisa membayangkan sesuatu lalu ia bisa memberikan pengaruh ‘ain meskipun ia tidak melihat. Banyak kasus yang terjadi yang menunjukkan bahwa ‘ain bisa menimpa seseorang hanya lewat khayalan tanpa melihat.”*
📚 *zaadul maad 4/153*
💭 *Rasulullah bersabda akan bahayanya A'in*
أكثر من يموت من امتي بعد قضاء الله و قدره بالعين
*“Kebanyakan yang mati pada ummatku setelah qadha dan qadarnya Allah adalah karena pengaruh pandangan mata jahat(A'in)”*
📚 *HR. Bukhari*
💭 *Dan juga Rasulullah bersabda,*
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، قَالَ : مَرَّ عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ بِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ ، وَهُوَ يَغْتَسِلُ فَقَالَ : لَمْ أَرَ كَالْيَوْمِ ، وَلاَ جِلْدَ مُخَبَّأَةٍ فَمَا لَبِثَ أَنْ لُبِطَ بِهِ ، فَأُتِيَ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ فَقِيلَ لَهُ : أَدْرِكْ سَهْلاً صَرِيعًا ، قَالَ مَنْ تَتَّهِمُونَ بِهِ قَالُوا عَامِرَ بْنَ رَبِيعَةَ ، قَالَ : عَلاَمَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ ، إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ مَا يُعْجِبُهُ ، فَلْيَدْعُ لَهُ بِالْبَرَكَةِ ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ ، فَأَمَرَ عَامِرًا أَنْ يَتَوَضَّأَ ، فَغَسَلَ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ، وَرُكْبَتَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ ، وَأَمَرَهُ أَنْ يَصُبَّ عَلَيْهِ
قَالَ سُفْيَانُ : قَالَ مَعْمَرٌ ، عَنِ الزُّهْرِيِّ : وَأَمَرَهُ أَنْ يَكْفَأَ الإِنَاءَ مِنْ خَلْفِهِ
*“Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, ia berkata: Amir bin Rabi’ah melewati Sahl bin Hunaif ketika ia sedang mandi, lalu Amir berkata: Aku tidak melihat seperti hari ini; kulit yang lebih mirip (keindahannya) dengan kulit wanita yang dipingit, maka tidak berapa lama kemudian Sahl terjatuh, lalu beliau dibawa kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, seraya dikatakan: “Selamatkanlah Sahl yang sedang terbaring sakit.” Beliau bersabda: “Siapa yang kalian curigai telah menyebabkan ini?” Mereka berkata: “Amir bin Rabi’ah.” Beliau bersabda: “Kenapakah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila seorang dari kalian melihat sesuatu pada diri saudaranya yang menakjubkan, hendaklah ia mendoakan keberkahan untuknya.” Kemudian beliau meminta air, lalu menyuruh Amir untuk berwudhu, Amir mencuci wajahnya, kedua tangannya sampai ke siku, dua lututnya dan bagian dalam sarungnya. Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam memerintahkannya untuk menyiramkan (bekas airnya) kepada Sahl.” Berkata Sufyan, berkata Ma’mar dari Az-Zuhri: Beliau memerintahkannya untuk menyiramkan air dari arah belakangnya.”*
📚 *HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, Shahih Ibni Majah*
💭 *Begitu pula yang Rasulullooh perintahkan ketika melihat seorang anak perempuan yang terkena ‘ain pada wajahnya. Peristiwa ini dikisahkan oleh istri beliau, Ummu Salamah radhiallahu ‘anha,*
أَنَّ النَّبِيَّ رَأَى فِي بَيْتِهَا جَارِيَةً فِي وَجْهِهَا سَفْعَةٌ فَقَالَ: اسْتَرْقُوا لَهَا فَإِنَّ بِهَا نَظْرَةً
*“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat seorang anak perempuan di rumah Ummu Salamah yang pada wajahnya ada kehitam-hitaman. Beliau pun berkata, ‘Ruqyahlah dia, karena dia tertimpa ‘ain’.”*
📚 *HR. al-Bukhari dan Muslim*
💭 *Diceritakan pula oleh Jabir bin ‘Abdullah ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh agar anak-anak Ja’far bin Abu Thalib radhiallahu ‘anhu diruqyah,*
وَقَالَ لِأَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ: مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً، تُصِيْبُهُمُ الْحَاجَةُ؟ قَالَتْ: لاَ، وَلَكِنِ الْعَيْنُ تُسْرِعُ إِلَيْهِمْ. قَالَ: ارْقِيْهِمْ. قَالَتْ: فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: ارْقِيْهِمْ
*Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Asma’ bintu ‘Umais, “Mengapa aku lihat anak-anak saudaraku kurus-kurus? Apakah karena kekurangan?” Asma’ menjawab, “Bukan, akan tetapi mereka cepat terkena ‘ain.” Beliau pun berkata, “Ruqyahlah mereka!” Asma’ berkata, Maka aku serahkan urusan ini kepada beliau, lalu beliau pun berkata, “Ruqyahlah mereka.”*
📚 *HR. Muslim*
💭 *Sebagaimana dalam hadits dari Amrah dari ‘Aisyah radhiallahu’anha, ia berkata, “Pada suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk rumah. Tiba-tiba beliau mendengar anak kecil menangis, lalu Beliau berkata,*
ما لِصبيِّكم هذا يبكي قهلاََ استرقيتم له من العين
*“Kenapa anak kecilmu ini menangis? Tidakkah kamu mencari orang yang bisa mengobati dia dari penyakit ‘ain?”*
📚 *HR. Ahmad*
💡 *(Jadi pada anak yang terkena A'in, alamatnya menangis secara tidak wajar bukan karena lapar, bukan karena sakit, atau bukan karena kencing dan juga kadang kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau makan, tidak mau menyusu tanpa sebab atau tubuh kurus kerempeng,dll -pent)*
💡 *Dari keterangan diatas, ada beberapa hal yang perlu kita pahami,*
💡العين سببه بعائن حاسد أو اعجاب للمنظور، وربما وقع ممن يحسده أو يحبه أو من رجل طالح أو صالح
*Jadi penyakit A'in itu sebabnya karena mata yang hasad atau rasa takjub terhadap yang dilihat, dan kadang terjadi dari orang yang hasad padanya, atau orang yang senang padanya atau dari orang jahat atau baik*
💭 *Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata,*
والعين نظر باستحسان مشوب بحسد من خبيث الطبع يحصل للمنظور منه ضرر
*“’Ain adalah pandangan suka disertai hasad yang berasal dari kejelekan tabiat, yang dapat menyebabkan orang yang dipandang itu tertimpa suatu bahaya.”*
📚 *Fathul Bari 10/200*
💭 *Al hafidz rahimahullah juga berkata,*
وَأَنَّ الْعَيْنَ تَكُونُ مَعَ الْإِعْجَابِ وَلَوْ بِغَيْرِ حَسَدٍ وَلَوْ مِنَ الرَّجُلِ الْمُحِبِّ وَمِنَ الرَّجُلِ الصَّالِحِ
*“Bahwa ‘ain dapat terjadi bersama rasa takjub walau tanpa adanya sifat iri, walau dari orang yang mencintai dan dari seorang yang shalih (tanpa disengaja).”*
📚 *Fathul Baari 10/205*
💡دلالة على عظم الضرر الذي خلق الله فى العين حتى يقتل فلا ينظر بعين واحد
*Penunjukkan akan besarnya bahaya yang Allah ciptakan pada A'in bahkan bisa membunuh maka jangan sepelekan.*
💭 *An-Nawawi rahimahullah berkata,*
فِي الْحَدِيثِ إِثْبَاتُ الْقَدَرِ وَصِحَّةُ أَمْرِ الْعَيْنِ وَأَنَّهَا قَوِيَّةُ الضَّرَر
*“Dalam hadits ini terdapat penetapan keimanan terhadap takdir Allah ta’ala dan benarnya perkara ‘ain dan bahwasannya ia sangat berbahaya.”*
📚 *Fathul Baari 10/205*
💭 *Ibnu Hajar rahimahullah berkata,*
وَأَنَّ الْإِصَابَةَ بِالْعينِ قد تقتل وقد اختلف فِي جَرَيَانِ الْقِصَاصِ بِذَلِك
*“Bahwa menimpakan penyakit ‘ain bisa saja membunuh, dan telah terjadi khilaf ulama tentang penerapan hukum qishosh padanya.”*
📚 *Fathul Baari 10/205*
🥀 *Cara penyembuhan bagi yang terkena A'in*
🍀 *Dengan diruqyah. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,*
لاَ رُقْيَةَ إِلاَّ مِنْ عَيْنٍ أَوْ حُمَة
*“Tidak ada ruqyah (yang lebih bermanfaat) kecuali untuk penyakit ‘ain atau penyakit yang diakibatkan sengatan binatang berbisa.”*
📚 *HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Buraidah bin Al Hushaib radhiyallahu’anhu*
🍀 *Hendaknya orang tua mendoakan dengan doa-doa, dzikir dan ta’awudz yang telah diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kepada anak anaknya diantaranya adalah surat muawadzatain (surat Annas dan al-Falaq)*
*Kemudian, terdapat pula do’a yang dibacakan oleh malaikat Jibril alaihissalam ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapat gangguan setan, yaitu,*
بِسْمِ اللهِ أرْقِيكَ مِنْ كُلِّ شَيْءِِ يُؤْذِيْكََ مِن شَرِّ كُلِّ نَفْسِِ وَ عَيْنِ حَاسِدِِ اللهُ يَشْفِيكَ
*“Dengan menyebut nama Allah, aku membacakan ruqyah untukmu dari segala sesuatu yang menganggumu dari kejahatan setiap jiwa dan pengaruh ‘ain. Semoga Allah menyembuhkanmu"*
🍀 *Berlindung kepada Allah ta’ala adalah pencegahan terbaik dari penyakit ‘ain, bahkan dari segala bahaya. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain radhiyallahu’anhuma kepada Allah ta’ala dari penyakit ‘ain, sebagaimana dalam hadits Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, beliau berkata,*
كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّة
*“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah memperlindungkan Al-Hasan dan Al-Husain (kepada Allah ta’ala) dan beliau berkata (kepada Al-Hasan dan Al-Husain), sesungguhnya bapak kalian berdua (yaitu nabi Ibrahim ‘alaihissalam) memperlindungkan Ismail dan Ishaq dengan membaca,*
أَعُيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
*Aku memperlindungkan kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang maha sempurna dari setan, binatang berbisa dan mata yang dengki (makna yang lain: segala macam bahaya).”*
📚 *HR. Al-Bukhari*
🍀 *Dengan meminta kepada orang yang memandang untuk mandi/ berwudhu, kemudian bekas airnya disiram kepada yang terkena A'in, sebagaimana dalam hadits shal bin hunaif,*
وإذا علم أن إنسانا أصابه بعينه أو شك في إصابته بعين أحد فإنه يؤمر العائن أن يغتسل لأخيه فيحضر له إناء به ماء فيدخل كفه فيه فيتمضمض ثم يمجه في القدح ويغسل وجهه في القدح ثم يدخل يده اليسرى فيصب على ركبته اليمنى في القدح ثم يدخل يده اليمنى فيصب على ركبته اليسرى ثم يغسل إزاره ثم يصب على رأس الذي تصيبه العين من خلفه صبة واحدة فيبرأ بإذن الله .
" فتاوى اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء " ( 1 / 186 )
💡 *Jika diketahui bahwa seseorang tertimpa A'in atau dia ragu pada kenanya A'in dengan pandangan dari seseorang, maka diperintahkan bagi orang yang memandang tersebut agar ia mandi untuk saudaranya. Maka ia menyiapkan untuknya ember berisi air maka ia memasukkam telapak tangannya pada ember tersebut, kemudian ia berkumur dan menunangkan disuatu timba, Kemudian ia mencuci wajah nya pada timba tersebut, kemudian ia memasukkan tangan kirinya pada ember, kemudian ia menuangkan diatasi lutut kanannya pada timba tersebut, kemudian ia memasukkan tangan kanannya pada ember,kemudian dituangkan pada lutut kirinya, kemudian ia mencuci sarungnya tersebut pada pada ember tersebut kemudian ia tuangkan pada yang terkena A'in dari belakangnya dengan satu kali tuang, maka dengan izin Allah akan sembuh.*
📚 *Fatawa lajnah Daimah 1/186*
💡 *Atau dengan cara lain dengan menggunakan satu wadah, dia mencuci wajah, kedua tangan, kedua siku, kedua lutut, ujung ujung kakinya dan bagian dalam satunya pada bejana tersebut. Kemudian air bekas mandinya dituangkan kepada yang terkena A'in.*
📚 *HR.Malik dalam muwathho 2/938,Ibnu majah dan dishohihkan oleh Ibnu hibban*
💭 *Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,*
هَذِهِ الْكَيْفِيَّةُ لَا يَنْتَفِعُ بِهَا مَنْ أَنْكَرَهَا وَلَا مَنْ سَخِرَ مِنْهَا وَلَا مَنْ شَكَّ فِيهَا أَوْ فَعَلَهَا مُجَرِّبًا غَيْرَ مُعْتَقِدٍ
*“Cara pengobatan ini tidak akan dapat mengambil manfaatnya orang yang mengingkarinya, orang yang memperolok-oloknya, orang yang meragukannya atau yang melakukannya sekedar coba-coba tanpa meyakini.”*
📚 *Fathul Baari 10/205*
*(Harus yakin bahwa itu pengobatan yang ditetapkan oleh syariat dan jangan sekedar ingin mau mencoba, dunia kedokteran tidak mampu memahaminya dan membuktikannya -pent)*
📝 *Dan bagi seseorang yang memungkinkan Bisa mengenai A'in pada saudaranya (siapapun dari kita) hendaknya ia mengamalkan apa yang disebutkan dibawah ini,*
س :إذا رأى الإنسان ما يعجبه فهل يقول ما شاء الله تبارك الله، أو ما شاء الله تبارك الله لا قوة إلا بالله، أو ما شاء الله تبارك الله، وهل كلها صحيحة؟
ج: الحمد لله رب العالمين، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين،
إذا رأى الإنسان ما يعجبه في ماله فليقل “ما شاء الله لا قوة إلا بالله”كما في قصة صاحبي
الجنتين حين قال له صاحبه (وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ)
كما في قصة صاحب الجنتين حين قال له صاحبه (وَلَوْلا إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاءَ اللَّهُ لا قُوَّةَ إِلا بِاللَّهِ) هذا إذا رأى الشيء في ماله،
إن رآه في غيره فليقل “بارك الله عليه” أو كلمة نحوها
وإذا رأى ما يعجبه من أمور الدنيا فليقل “لبيك إن العيش عيش الآخرة” كما كان النبي صلى الله عليه وسلم يقوله فيقول “لبيك”أي إجابة لك
ثم يقول “إن العيش عيش الآخرة”
من أجل أن يوطن نفسه على أن الدنيا مهما كانت فهي زائلة ولا عيش فيها وإنما العيش حقيقة في الآخرة.نعم
الفتوي في أول الشريط رقم 321 أ من فتاوي نور على الدرب
❓ *Soal, Jika seseorang melihat apa yang membuat ia takjub. Maka apakah ia mengatakan ماشاء الله تبارك الله atau ما شاء الله تبارك الله لا قوة الا بالله apakah semuanya shohih?*
💭 *Syaikh Al Utsaimin menjawab Rohimahullaah*
*Jika seseorang melihat pada apa yang menakjubkan pada harganya hendaknya ia mengucapkan nya,*
*ماشاء الله لا قوة الا بالله*
*Sebagaimana dalam kisah pemilik dua kebun, ketika sahabatnya berkata,*
*"Seandainya ketika kamu masuk pada kebunmu, kamu katakan ما شاء الله لا قوة الا بالله"*
*Ini jika melihat dengan takjub pada harta.*
*Jika ia melihat pada selainnya maka hendaklah ia mengatakan,*
بارك الله عليه
*Atau kalimat yang semisalnya.*
*Jika ia melihat dari apa yang membuatnya kagum dengan perkara perkara dunia, maka ia ucapkan,*
لبيك ان العيش عيش الأخرة
*Labbaik (saya memenuhi panggilan mu) , dan sungguh kehidupan (yang sebenarnya) adalah kehidupan Akhirat"*
*Sebagaimana nabi mengucapkan labbaik kemudian Inna Al a'ays aisyul khahiroh.
Dengan maksud untuk menanamkan pada dirinya bahwa Dunia bagaimanapun besarnya maka akan sirna dan tidak ada kehidupan didalamnya, dan sungguh kehidupan yang sebenarnya adalah kehidupan akhirat.*
📚 *Fatawa nur ala darb Nomor 321*
💭 *Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda,*
إذا رأى أحدكم من أخيه و من نفسه و من ماله ما يعجبه فليبركه ، فإن العين حق
*“Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan pada saudaranya atau pada dirinya ataupada hartanya, hendaknya ia mendoakan keberkahan, karena sesungguhnya pengaruh ‘ain itu benar-benar ada.”*
📚 *HR. Ahmad, al-Hakim dan dishohihkan al-Albani dalam ash-Shohihah*
*Walloohu A'lam*
✍ Di susun oleh abu Hanan As suhaily Utsman as-Sandakany
30 Jumadil Awwal 1440 - 6 february 2019
Ikuti NashihatuLinnisa' di TELEGRAM
🌾 *من مجموعة نصيحة للنساء* 🌾u
Twitter X: ilmuisl
WA: ILMUI
#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan
0 Comments