Advertisement

ALKHOLIQ (SANG PENCIPTA) TIDAK BUTUH KEPADA MAKHLUQ (YANG DICIPTA)

 💡ALKHOLIQ (SANG PENCIPTA) TIDAK BUTUH KEPADA MAKHLUQ (YANG DICIPTA)💡


Berkata Imam Muslim rohimahulloh:


 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ بَهْرَامَ الدَّارِمِيُّ، حَدَّثَنَا مَرْوَانُ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ الدِّمَشْقِيَّ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ، عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،


 فِيمَا رَوَى عَنِ اللهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ: «يَا عِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ، فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ، إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ، فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ، إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ، فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا، فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي، فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ، مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ، مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ، ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا، فَلْيَحْمَدِ اللهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ، فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ»


 قَالَ سَعِيدٌ: كَانَ أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ، إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ، جَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ.


[صحيح مسلم: ٢٥٧٧]


Diriwayatkan kepada kami oleh Abdullah bin Abdurrihman bin Bahrom Ad-Darimi, beliau berkata, Marwan bin Muhammad Ad-Dimasyqi meriwayatkan kepada kami, Sa'id bin Abdul Aziz meriwayatkan kepada kami, dari Rabi'ah bin Yazid, dari Abu Idris Al-Khaulani, dari Abu Dzar, dari Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam,


Dalam riwayat dari Alloh Tabaraka wa Ta'ala, bahwa Dia berfirman: "Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharomkan kezoliman atas diri-Ku, dan Aku telah menjadikannya harom di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzolimi. Wahai hamba-hamba-Ku, semua dari kalian tersesat kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi petunjuk kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, semua dari kalian lapar kecuali orang yang Aku beri makan, maka mintalah makanan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi makan kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, semua dari kalian telanjang kecuali orang yang Aku beri pakaian, maka mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi pakaian kepada kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat kesalahan di siang dan malam hari, dan Aku mengampuni semua dosa, maka mohonlah ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampuni kalian. Wahai hamba-hamba-Ku, kalian tidak akan mampu mendatangkan mudhorot kepada-Ku sehingga kalian bisa menyakiti-Ku, dan kalian tidak akan mampu memberikan manfaat kepada-Ku sehingga kalian bisa memberi manfaat kepada-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, jika seandainya orang yang pertama hingga yang terakhir dari kalian, baik manusia maupun jin, memiliki hati yang paling bertakwa di antara kalian, hal itu tidak akan menambah sedikit pun kerajaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, jika seandainya orang yang pertama hingga yang terakhir dari kalian, baik manusia maupun jin, memiliki hati yang paling jahat di antara kalian, hal itu tidak akan mengurangi sedikit pun kerajaan-Ku. Wahai hamba-hamba-Ku, jika seandainya orang yang pertama hingga yang terakhir dari kalian, baik manusia maupun jin, berkumpul di satu tempat, lalu meminta kepada-Ku, dan Aku memberi setiap orang dari mereka permintaannya, hal itu tidak akan mengurangi apa yang ada di sisi-Ku kecuali seperti jarum yang dimasukkan ke dalam lautan. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya itu adalah amal-amal kalian yang Aku hitung untuk kalian, kemudian Aku penuhi balasan untuk kalian. Barangsiapa yang menemukan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Alloh, dan barangsiapa yang menemukan selain itu, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri."


Sa'id berkata: "Abu Idris Al-Khaulani, ketika meriwayatkan hadis ini, duduk bersimpuh di atas kedua lututnya."


📚[Shohih Muslim: 2577]


Berkata As-Syaikh Ibnul 'Utsaimin rohimahulloh:


ولننظر إلى المخيط غمس في البحر، فإذا نزعته لا ينقص البحر شيئًا أبدًا، ومثل هذه الصيغة يؤتى بها للمبالغة في عدم النقص؛ لأن عدم نقص البحر في مثل هذه الصورة أمر معلوم، فمستحيل أن البحر ينقص بهذا، فمستحيل أيضًا أن الله عز وجل ينقص ملكه إذا قام كل إنسان من الإنس والجن، فقاوموا فسألوا الله تعالى، فأعطى كل إنسان مسألته، ما نقص ذلك من ملكه شيئًا.

لا تقل: "نعم، لا ينقص من ملكه شيئًا؛ لأنه انتقل من ملكه إلى ملكه"؛ لأنه لا يمكن أن يكون هذا هو المراد؛ لأنه لو كان هذا المراد، لكان الكلام عبثًا ولغوًا.

لكن المعنى: لو فرض أن هذه العطايا العظيمة أعطيت على أنها خارجة عن ملك الله، لم ينقص ذلك من ملكه شيئًا. ولو كان المعنى هو الأول، لم يكن فيه فائدة، فمعروف أنه لو كان عندك عشرة ريالات، أخرجتها من الدرج الأيمن إلى الدرج الأيسر، وقال إنسان: إن مالك لم ينقص، لقيل: هذا لغو من القول!

المهم أن المعنى: لو أن هذا الذي أعطاه السائلين خارج عن ملكه، فإنه لا ينقصه سبحانه وتعالى.

وليس إنفاق الله تعالى بما نحصل من الدراهم والمتاع، بل كل ما بنا من نعمة فهو من الله تعالى، سواء كانت من نعم الدين أم الدنيا، فذرات المطر من إنفاق الله علينا، وحبات النبات من إنفاق الله.


أفبعد هذا يقال كما قالت اليهود عليهم لعائن الله: {يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ} ؟!

لا والله! بل يقال: إن يدي الله عز وجل مبسوطتان بالعطاء والنعم التي لا تعد ولا تحصى.


لكن إذا قالوا: لماذا أعطى زيدًا ولم يعط عمرًا؟

قلنا: لأن الله تعالى له السلطان المطلق والحكمة البالغة؛ ولهذا قال ردًا على شبهتهم: {يُنْفِقُ كَيْفَ يَشَاءُ} ، فمن الناس من يعطيه كثيرًا، ومنهم من يعطيه قليلًا، ومنهم من يعطيه وسطًا، تبعًا لما تقتضيه الحكمة، على أن هذا الذي أعطي قليلًا ليس محرومًا من فضل الله وعطائه من جهة أخرى، فالله أعطاه صحة وسمعًا وبصرًا وعقلًا وغير ذلك من النعم التي لا تحصى، ولكن لطغيان اليهود وعدوانهم وأنهم لم ينزهوا الله عن صفات العيب، قالوا: {يَدُ اللَّهِ مَغْلُولَةٌ} .


[ابن عثيمين ,مجموع فتاوى ورسائل العثيمين ,251-8/250]


"Mari kita perhatikan jarum yang dicelupkan ke dalam lautan, jika dicabut, itu tidak akan mengurangi lautan sedikit pun selamanya. Ungkapan seperti ini digunakan untuk memberikan penekanan pada ketidakberkurangannya; karena ketidakberkurangannya lautan dalam situasi seperti ini adalah sesuatu yang pasti, sehingga mustahil bagi laut untuk berkurang karena hal ini. Demikian pula, mustahil bagi Alloh 'Azza wa Jalla kekuasaan-Nya berkurang jika setiap manusia dan jin berdiri lalu meminta kepada Alloh Ta'ala, dan Dia memberikan setiap orang permintaannya, itu tidak akan mengurangi sedikit pun dari kekuasaan-Nya.


Jangan katakan: 'Ya, itu tidak mengurangi kekuasaan-Nya karena berpindah dari kekuasaan-Nya ke kekuasaan-Nya'; karena tidak mungkin maksudnya seperti itu; karena jika maksudnya demikian, maka perkataan ini menjadi sia-sia. Namun, maknanya adalah: jika seandainya pemberian besar ini diberikan dengan menganggapnya keluar dari kekuasaan Alloh, maka itu tetap tidak mengurangi kekuasaan-Nya sedikit pun. Jika maknanya yang pertama, maka tidak ada manfaatnya, karena sudah diketahui bahwa jika kamu memiliki sepuluh riyal, kamu mengeluarkannya dari laci kanan ke laci kiri, dan seseorang berkata: 'Hartamu tidak berkurang,' maka itu adalah perkataan yang sia-sia!


Yang penting adalah bahwa maknanya: seandainya apa yang diberikan kepada para peminta itu keluar dari kekuasaan-Nya, maka itu tidak mengurangi kekuasaan-Nya sama sekali.


Pemberian Alloh Ta'ala bukanlah seperti yang kita dapatkan dari uang dan harta benda saja, tetapi semua nikmat yang kita miliki berasal dari Alloh Ta'ala, baik nikmat agama maupun dunia, bahkan tetesan hujan adalah pemberian Alloh kepada kita, dan butiran tanaman juga merupakan pemberian Alloh.


Setelah ini, apakah ada yang berkata seperti yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi yang dilaknat oleh Alloh: {Tangan Alloh terbelenggu}?!


Tidak, demi Alloh! Tetapi dikatakan: Sesungguhnya kedua tangan Alloh 'Azza wa Jalla terbentang dengan pemberian dan nikmat yang tidak terhitung.


Namun, jika mereka berkata: Mengapa Dia memberikan kepada Zaid dan tidak kepada Umar?


Kami katakan: Karena Alloh Ta'ala memiliki kekuasaan mutlak dan hikmah yang sempurna; oleh karena itu Dia berfirman sebagai jawaban atas syubhat mereka: {Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki}. Ada di antara manusia yang Dia beri banyak, ada yang Dia beri sedikit, dan ada yang Dia beri sedang-sedang saja, sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh hikmah-Nya. Dan orang yang diberi sedikit itu tidak terhalang dari karunia Alloh dan pemberian-Nya dari sisi yang lain. Alloh memberinya kesehatan, pendengaran, penglihatan, akal, dan lain-lain dari nikmat yang tidak terhitung. Tetapi karena kezoliman dan permusuhan orang-orang Yahudi, dan karena mereka tidak menyucikan Alloh dari sifat-sifat cacat, mereka berkata: {Tangan Alloh terbelenggu}."


📚[Majmu' Fatawa war Rosa'ilul Utsaimin, 8/250-251]

Telegram: ilmui


ALKHOLIQ (SANG PENCIPTA) TIDAK BUTUH KEPADA MAKHLUQ (YANG DICIPTA)


WA: ilmui

#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan

Twitter X: ilmuisl

https://il-mui.blogspot.com

#free_share, #without_logo, #without_asking_donation, #without_foundation

Post a Comment

0 Comments