Advertisement

EMPAT BULAN HAROM

💡EMPAT BULAN HARAM💡

Berkata Alloh ta'ala:

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِى كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا۟ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمْ ۚ وَقَٰتِلُوا۟ ٱلْمُشْرِكِينَ كَآفَّةً كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمْ كَآفَّةً ۚ وَٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلْمُتَّقِينَ.

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Alloh adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Alloh di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan harom. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri-diri kalian di dalamnya, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kalian semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Alloh beserta orang-orang yang bertaqwa.
(At Taubah 9:36)

Berkata Ibnu Rojab rohimahulloh:

خرَّجا في "الصحيحينِ " من حديث أبي بكرةَ أن النبيَّ - صلى الله عليه وسلم - خطبَ في حجَّةِ الوداع، فقالَ في خطبته:
"إن الزمانَ قد اسْتَدارَ كهيئتِهِ يومَ خلقَ اللَّه السماواتِ والأرضِ، السنةُ اثنا عشرَ شهرًا، منها أربعة حرمٌ: ثلاثةٌ متوالياتٌ: ذو القعْدةِ
وذو الحجَّةِ، والمحرَّمُ، ورجَبُ مُضَرَ الذي بين جُمادى وشعبانَ "
وذكر الحديثَ.
قال اللَّهُ عزَّ وجلَّ: (إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ) .
فأخبر سبحانه أنَّه مُنذُ خلقَ السماواتِ والأرضَ وخلقَ الليلَ والنَّهارَ
يدُورانِ في الفلكَ وخلقَ ما في السماءِ من الشَّمسِ والقمرِ والنُّجومِ، وجعلَ
الشَّمسَ والقمر يسبحان في الفلك، فينشأ منهما ظلمةُ اللَّيلِ وبياضُ النهارِ.
فمن حينئذٍ جعلَ السَّنة اثنى عشر شهراً بحسبِ الهلالِ.
فالسنةُ في الشرع مُقدَّرةٌ بسيرِ القمرِ وطلوعِهِ، لا بسيرِ الشمسِ وانتقالها.
كما يفعلُه أهلُ الكتابِ.
وجعلَ اللَّهُ تعالى من هذهِ الأشهرِ أربعةَ أشهرٍ حُرُمًا، وقد فسَّرَها النبيُّ
- صلى الله عليه وسلم - في هذا الحديث، وذكرَ أنَّها ثلاثة متوالياتٌ، ذو القعدةِ، وذو الحجَّةِ، والمُحرَّمُ، وواحد فرد، وهو شهرُ رجبٍ.

[ابن رجب الحنبلي ,تفسير ابن رجب الحنبلي ,517-1/516]

Telah diriwayatkan dalam 'Shohihain' dari hadits Abu Bakroh bahwa Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- berkhutbah di Haji Wada', dan beliau berkata dalam khutbahnya: "Sesungguhnya waktu telah berputar seperti keadaannya pada hari Alloh menciptakan langit dan bumi. Setahun itu dua belas bulan, di antaranya empat bulan harom: tiga berurutan: Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharrom, serta Rojab Mudhor yang berada antara Jumada dan Sya'ban.' Lalu menyebutkan hadits.

Alloh Azza wa Jalla berfirman: 'Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Alloh adalah dua belas bulan dalam ketetapan Alloh pada hari Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan harom. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri di dalamnya.' (QS. At-Taubah: 36).

Maka Alloh Subhanahu wa Ta'ala mengabarkan bahwa sejak Dia menciptakan langit-langit dan bumi, dan menciptakan malam dan siang yang berputar di angkasa, dan menciptakan apa yang ada di langit dari matahari, bulan, dan bintang-bintang, dan Dia membuat matahari dan bulan beredar di orbit angkasa, sehingga dari keduanya muncul kegelapan malam dan kecerahan siang. Sejak saat itu, Dia menetapkan setahun itu dua belas bulan menurut peredaran bulan.

Maka setahun dalam syariat ditentukan dengan peredaran bulan dan terbitnya, bukan dengan peredaran matahari dan perpindahannya seperti yang dilakukan oleh Ahli Kitab.

Dan Alloh Ta'ala telah menjadikan dari bulan-bulan tersebut empat bulan harom, dan Nabi -shollallohu 'alaihi wa sallam- telah menjelaskan dalam hadits ini, dan menyebutkan bahwa empat bulan tersebut adalah tiga yang berurutan, yaitu Dzulqo'dah, Dzulhijjah, dan Muharrom, serta satu bulan yang terpisah, yaitu bulan Rojab."

📚Tafsir Ibn Rajab Al-Hanbali, 1/516-517.

Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh:

وَقَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَلْحَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ فِي قَوْلِهِ تَعَالَى: {وَلا الشَّهْرَ الْحَرَامَ} يَعْنِي: لَا تَسْتَحِلُّوا قِتَالًا فِيهِ. وَكَذَا قَالَ مُقَاتل بْنُ حَيَّان، وَعَبْدُ الْكَرِيمِ بْنُ مَالِكٍ الجزَريُّ، وَاخْتَارَهُ ابْنُ جَرِيرٍ أَيْضًا، وَقَدْ ذَهَبَ الْجُمْهُورُ إِلَى أَنَّ ذَلِكَ مَنْسُوخٌ، وَأَنَّهُ يَجُوزُ ابْتِدَاءُ الْقِتَالِ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَاحْتَجُّوا بِقَوْلِهِ: {فَإِذَا انْسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ} [التَّوْبَةِ:5] قَالُوا: وَالْمُرَادُ أَشْهَرُ التَّسْيِيرِ الْأَرْبَعَةُ، [ {فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدْتُمُوهُمْ} ] قَالُوا: فَلَمْ يَسْتَثْنِ شَهْرًا حَرَامًا مِنْ غَيْرِهِ.
وَقَدْ حَكَى الْإِمَامُ أَبُو جَعْفَرٍ [رَحِمَهُ اللَّهُ] الْإِجْمَاعَ عَلَى أَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَلَّ قِتَالَ أَهْلِ الشِّرْكِ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَغَيْرِهَا مِنْ شُهُورِ السَّنَةِ، قَالَ: وَكَذَلِكَ أَجْمَعُوا عَلَى أَنَّ الْمُشْرِكَ لو قلد عنقه أو
ذِرَاعَيْهِ بِلِحَاءِ جَمِيعِ أَشْجَارِ الْحَرَمِ، لَمْ يَكُنْ ذَلِكَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْقَتْلِ، إِذَا لَمْ يَكُنْ تَقَدَّمَ لَهُ عَقْدُ ذِمَّةٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ أَوْ أَمَانٍ وَلِهَذِهِ الْمَسْأَلَةِ بِحْثٌ آخَرُ، لَهُ مَوْضِعٌ أَبْسَطُ مِنْ هَذَا.

[ابن كثير ,تفسير ابن كثير ت سلامة ,10-2/9]

Ali bin Abi Talhah meriwayatkan dari Ibn Abbas mengenai firman Alloh Ta'ala: {dan (juga) bulan-bulan haram}, yang berarti: janganlah kalian menghalalkan peperangan di dalamnya. Demikian pula dikatakan oleh Muqotil bin Hayyan, AbdulKarim bin Malik al-Jazari, dan ini juga dipilih oleh Ibn Jarir. Namun, mayoritas telah berpendapat bahwa hal ini telah dihapus (mansukh), dan bahwa diizinkan untuk memulai peperangan pada bulan-bulan haram, dan mereka berhujjah dengan kalamNya: {Maka apabila telah berlalu bulan-bulan harom, maka bunuhlah orang-orang musyrik di mana pun kalian menemukan mereka} [At-Taubah: 5]. Mereka berkata: yang dimaksud adalah empat bulan tertentu, [ {maka bunuhlah orang-orang musyrik di mana pun kalian menemukan mereka} ]. Mereka berkata: maka tidak ada pengecualian untuk bulan harom dari yang lainnya.

Imam Abu Ja'far (rohimahulloh) telah menghikayatkan ijma bahwa Alloh telah menghalalkan memerangi orang-orang musyrik pada bulan-bulan harom dan bulan-bulan lainnya dalam setahun. Beliau berkata: demikian pula mereka sepakat bahwa jika seorang musyrik menggantungkan lehernya atau kedua lengannya dengan kulit semua pohon haram, itu tidak akan menjadi jaminan baginya dari pembunuhan, jika tidak ada perjanjian perlindungan atau jaminan keaamanan dari kaum Muslimin sebelumnya. Dan masalah ini memiliki pembahasan lain yang lebih luas dari ini."

📚Tafsir Ibn Kathir, 2/9-10.

Berkata Ibnu Nashir Assa'dy rohimahulloh:

يقول تعالى {إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ} أي: في قضائه وقدره. {اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا} وهي هذه الشهور المعروفة {فِي كِتَابِ اللَّهِ} أي في حكمه القدري، {يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ} وأجرى ليلها ونهارها، وقدر أوقاتها فقسمها على هذه الشهور الاثني عشر [شهرا] .
{مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ} وهي: رجب الفرد، وذو القعدة، وذو الحجة، والمحرم، وسميت حرما لزيادة حرمتها، وتحريم القتال فيها.
{فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ} يحتمل أن الضمير يعود إلى الاثنى عشر شهرا، وأن الله تعالى بين أنه جعلها مقادير للعباد، وأن تعمر بطاعته، ويشكر الله تعالى على مِنَّتِهِ بها، وتقييضها لمصالح العباد، فلتحذروا من ظلم أنفسكم فيها.
ويحتمل أن الضمير يعود إلى الأربعة الحرم، وأن هذا نهي لهم عن الظلم فيها، خصوصا مع النهي عن الظلم كل وقت، لزيادة تحريمها، وكون الظلم فيها أشد منه في غيرها.
ومن ذلك النهي عن القتال فيها، على قول من قال: إن القتال في الأشهر الحرام لم ينسخ تحريمه عملا بالنصوص العامة في تحريم القتال فيها.
ومنهم من قال: إن تحريم القتال فيها منسوخ، أخذا بعموم نحو قوله تعالى: {وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً} أي: قاتلوا جميع أنواع المشركين والكافرين برب العالمين.
ولا تخصوا أحدا منهم بالقتال دون أحد، بل اجعلوهم كلهم لكم أعداء كما كانوا هم معكم كذلك، قد اتخذوا أهل الإيمان أعداء لهم، لا يألونهم من الشر شيئا.
ويحتمل أن {كَافَّةً} حال من الواو فيكون معنى هذا: وقاتلوا جميعكم المشركين، فيكون فيها وجوب النفير على جميع المؤمنين.
وقد نسخت على هذا الاحتمال بقوله: {وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً} الآية. {وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ} بعونه ونصره وتأييده، فلتحرصوا على استعمال تقوى الله في سركم وعلنكم والقيام بطاعته، خصوصا عند قتال الكفار، فإنه في هذه الحال، ربما ترك المؤمن العمل بالتقوى في معاملة الكفار الأعداء المحاربين.
[عبد الرحمن السعدي ,تفسير السعدي = تيسير الكريم الرحمن ,page 336]

Alloh ta'ala berkata: "Sesungguhnya jumlah bulan di sisi Alloh adalah dua belas bulan" yaitu dalam ketetapan dan takdir-Nya. {Dua belas bulan} adalah bulan-bulan yang dikenal ini {dalam kitab Alloh} yaitu dalam hukum takdir-Nya, {pada hari Dia menciptakan langit dan bumi} dan menjalankan malam dan siangnya, serta menentukan waktu-waktunya, lalu membaginya ke dalam dua belas bulan ini.

{Di antaranya empat bulan haram} yaitu: Rojab yang terpisah, Dzulqodah, Dzulhijjah, dan Muharrom, yang disebut harom karena bertambahnya kemuliaannya, dan dilarangnya peperangan di dalamnya.

{Maka janganlah kalian menzolimi diri kalian sendiri di dalamnya} bisa jadi kata ganti (hunna) ini merujuk pada dua belas bulan, dan bahwa Alloh Ta'ala telah menjelaskan bahwa Dia menjadikannya pengaturan bagi hamba-hamba-Nya, dan bahwa mereka harus mengisinya dengan ketaatan kepada-Nya, dan bersyukur kepada Alloh Ta'ala atas nikmat-Nya dengannya, dan mengikatnya untuk kepentingan hamba-hamba-Nya, maka hendaklah kalian berhati-hati dari menzolimi diri kalian sendiri di dalamnya.

Dan bisa jadi kata ganti ini merujuk pada empat bulan harom, dan bahwa ini adalah larangan bagi mereka untuk menzolimi di dalamnya, secara khusus bersama dengan adanya larangan untuk menzolimi setiap saat, karena tambahan kemuliaannya, dan karena kezoliman di dalamnya lebih besar (dosanya) daripada di bulan lainnya.

Dan dari larangan ini adalah larangan untuk berperang di dalamnya, menurut pendapat yang mengatakan bahwa larangan berperang di bulan harom tidak dihapus, sesuai dengan teks-teks umum yang melarang berperang di dalamnya.

Dan ada yang mengatakan bahwa larangan berperang di dalamnya telah dihapus, dengan mengambil keumuman seperti firman-Nya: {dan perangilah orang-orang musyrik secara keseluruhan sebagaimana mereka memerangi kalian secara keseluruhan} yaitu: perangilah semua keadaan orang-orang musyrik dan orang-orang yang kafir kepada Robb semesta alam.

Dan janganlah kalian membeda-bedakan salah satu dari mereka dalam peperangan daripada yang lain, tetapi anggaplah mereka semua sebagai musuh kalian sebagaimana mereka menganggap kalian demikian, mereka telah mengambil orang-orang beriman sebagai musuh bagi mereka, tidak hentinya-hentinya kejahatan dari mereka sedikitpun.

Dan mungkin {kaaffah} adalah hal dari 'waw' yang berarti: dan perangilah kalian semua orang musyrik, sehingga di dalamnya terdapat kewajiban untuk berperang bagi semua orang beriman.

Dan ini telah dihapus kemungkinan ini dengan kalamNya: {dan tidaklah patut bagi orang-orang beriman untuk pergi berperang semua} hingga akhir ayat. {dan ketahuilah bahwa Alloh bersama orang-orang yang bertakwa} dengan bantuan, pertolongan, dan dukungan-Nya, maka berusahalah untuk beramal dengan ketaqwaan kepada Alloh dalam kesunyian kalian dan terang-terangan kalian dan dalam menjalankan ketaatan kepada-Nya, terutama saat berperang melawan orang kafir, karena dalam keadaan ini, terkadang seorang beriman meninggalkan amalan ketaqwaan dalam berurusan dengan orang kafir yang merupakan musuh yang diperangi."

📚Tafsir Al-Sa'di, halaman 336.

Telegram: @ilmui, https://t.me/ilmui
WA: https://whatsapp.com/channel/0029VaALfMAGJP8PEIsVk33P
share #gratis, tanpa #logo, tanpa minta #donasi, tanpa #yayasan

Post a Comment

0 Comments