Berkata Alloh ta'ala:
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا۟ ۖ قُل لَّا تَمُنُّوا۟ عَلَىَّ إِسْلَٰمَكُم ۖ بَلِ ٱللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَىٰكُمْ لِلْإِيمَٰنِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ.
Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah (wahai Nabi): "Janganlah kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman kalian, sebenarnya Alloh, Dialah yang telah melimpahkan nikmat kepada kalian dengan menunjuki kalian kepada keimanan jika kalian adalah orang-orang yang benar". (Al-Hujurot: 17)
Berkata Ibnu Katsir rohimahulloh:
ثُمَّ قَالَ [تَعَالَى]: {يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا} ، يَعْنِي: الْأَعْرَابُ [الَّذِينَ] يُمَنُّونَ بِإِسْلَامِهِمْ وَمُتَابَعَتِهِمْ وَنُصْرَتِهِمْ عَلَى الرَّسُولِ، يَقُولُ اللَّهُ رَدًّا عَلَيْهِمْ: {قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ} ، فَإِنَّ نَفْعَ ذَلِكَ إِنَّمَا يَعُودُ عَلَيْكُمْ، وَلِلَّهِ الْمِنَّةُ عَلَيْكُمْ فِيهِ، {بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} أَيْ: فِي دَعْوَاكُمْ ذَلِكَ، كَمَا قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِلْأَنْصَارِ يَوْمَ حُنَيْنٍ: "يَا مَعْشَرَ الْأَنْصَارِ، أَلَمْ أَجِدْكُمْ ضُلَّالًا فَهَدَاكُمُ اللَّهُ بِي؟ وَكُنْتُمْ مُتَفَرِّقِينَ فَأَلَّفَكُمُ اللَّهُ بِي؟ وَعَالَةً فَأَغْنَاكُمُ اللَّهُ بِي؟ " كُلَّمَا قَالَ شَيْئًا قَالُوا: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمَنُّ.
[ابن كثير ,تفسير ابن كثير ت سلامة ,7/390]
Kemudian Alloh Ta'ala berfirman: {Mereka merasa telah memberikan nikmat kepadamu dengan keislaman mereka}, yang berarti: orang-orang Arob badui yang merasa telah memberikan jasa dengan keislaman mereka, pengikutan, dan pertolongan mereka kepada Rosul. Allah berfirman sebagai tanggapan kepada mereka: {Katakanlah (wahai Nabi), "Janganlah kalian merasa telah memberikan nikmat kepadaku dengan keislaman kalian"}, karena manfaatnya sebenarnya kembali kepada kalian sendiri, dan Alloh-lah yang memberikan nikmat kepada kalian dengan keislaman itu. {Tetapi Alloh-lah yang memberikan nikmat kepada kalian dengan menunjukkan kamu kepada iman, jika kamu adalah orang-orang yang benar} yaitu dalam klaim kalian itu. Sebagaimana Nabi berkata kepada kaum Anshor pada hari Hunain: "Wahai kaum Anshor, bukankah aku menemukan kalian dalam keadaan sesat, lalu Alloh memberi petunjuk kepada kalian melalui aku? Bukankah kalian dalam keadaan bercerai-berai, lalu Alloh mempersatukan kalian melalui aku? Bukankah kalian dalam keadaan miskin, lalu Alloh memberikan kekayaan kepada kalian melalui aku?" Setiap kali beliau mengatakan sesuatu, mereka menjawab: "Alloh dan Rosul-Nya yang telah memberikan nikmat."
📚[Tafsir Ibnu Katsir, 7/390]
Berkata Syaikh Ibnu Nashir Assa'dy rohimahulloh:
هذه حالة من أحوال من ادعى لنفسه الإيمان، وليس به، فإنه إما أن يكون ذلك تعليمًا لله، وقد علم أنه عالم بكل شيء، وإما أن يكون قصدهم بهذا الكلام، المنة على رسوله، وأنهم قد بذلوا له [وتبرعوا] بما ليس من مصالحهم، بل هو من حظوظه الدنيوية، وهذا تجمل بما لا يجمل، وفخر بما لا ينبغي لهم أن يفتخروا على رسوله به فإن المنة لله تعالى عليهم، فكما أنه تعالى يمن عليهم، بالخلق والرزق، والنعم الظاهرة والباطنة، فمنته عليهم بهدايتهم إلى الإسلام، ومنته عليهم بالإيمان، أعظم من كل شيء، ولهذا قال تعالى: {يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإيمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ} .
[عبد الرحمن السعدي ,تفسير السعدي = تيسير الكريم الرحمن ,ص ٨٠٢]
Ini adalah salah satu keadaan bagi mereka yang mengklaim keimanan pada diri mereka, padahal mereka tidak memilikinya. Itu bisa jadi mereka maksudkan pengajaran bagi Alloh, padahal diketahui Dia Maha mengetahui segalanya, atau bisa jadi mereka bermaksud dengan perkataan ini untuk memberikan jasa kepada Rosul-Nya, bahwa mereka telah memberikan atau menyumbangkan sesuatu yang sebenarnya bukan dari maslahat mereka, melainkan untuk keuntungan duniawi saja. Ini adalah sebuah pengakuan yang tidak seharusnya mereka banggakan kepada Rosul-Nya. Karena anugerah itu adalah dari Alloh Ta'ala kepada mereka.
Seperti halnya Alloh memberikan anugerah kepada mereka dengan penciptaan, rezeki, dan nikmat yang tampak maupun yang tersembunyi, anugerah-Nya kepada mereka dengan memberi petunjuk kepada Islam dan iman adalah lebih besar dari segalanya. Oleh karena itu, Allah Ta'ala berfirman: {Mereka merasa telah memberikan nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah, "Janganlah kalian merasa telah memberikan nikmat kepadaku dengan keislaman kalian, tetapi Alloh-lah yang memberikan nikmat kepada kalian dengan menunjukkan kamu kepada iman, jika kamu adalah orang-orang yang benar."}.
📚[Tafsir As-Sa'di = Taisirul Karimir Rahman, hal. 802]
Telegram: @ilmui
WA: ILMUI
X twitter: @kebenaranhanya1
share #gratis, tanpa #logo, tanpa minta #donasi, tanpa #yayasan
0 Comments