Advertisement

7 SEBAB MENGAPA DEMONSTRASI DILARANG DALAM ISLAM

بسم الله الرحمٰن الرحيم

🚫 7 SEBAB MENGAPA DEMONSTRASI DILARANG DALAM ISLAM 🚫

Demonstrasi atau unjuk rasa adalah kegiatan berkumpul di jalanan untuk menyampaikan aspirasi, protes, atau tuntutan. Fenomena ini banyak dilakukan di berbagai negara, termasuk di negeri-negeri kaum Muslimin. Namun, para ulama Ahlus Sunnah menjelaskan bahwa demonstrasi bukanlah cara Islami dalam menyampaikan nasihat kepada penguasa ataupun memperjuangkan hak. Justru, Islam melarang umatnya melakukan demonstrasi karena banyak mudarat yang ditimbulkan.

Berikut 7 sebab mengapa demonstrasi dilarang dalam Islam beserta dalilnya:

1. Demonstrasi Bukan Tuntunan Rasulullah ﷺ dan Para Sahabat

Islam sudah memberikan panduan yang sempurna dalam menghadapi masalah umat dan penguasa. Tidak pernah tercatat dalam sejarah bahwa Rasulullah ﷺ, para sahabat, atau para salaf melakukan demonstrasi untuk menyampaikan aspirasi bahkan itu kebiasaan kaum khowarij (pemberontak).

🔹 Allah berfirman:

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمْ عَنْهُ فَٱنتَهُوا۟

> "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah."
(QS. Al-Hasyr: 7)

2. Menyerupai Orang Kafir (Tasyabbuh)

Demonstrasi adalah budaya Barat yang diadopsi dari sistem demokrasi modern, bukan berasal dari ajaran Islam. Islam melarang kaum Muslimin menyerupai orang kafir dalam hal yang menjadi ciri khas mereka.

🔹 Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

> "Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka."
(HR. Abu Dawud, no. 4031)

3. Mengandung Kemungkaran dan Kekacauan

Dalam praktiknya, demonstrasi seringkali diwarnai dengan teriakan, cacian, kerusakan fasilitas umum, hingga bentrokan. Padahal Islam melarang membuat kerusakan di muka bumi.

🔹 Allah berfirman:

وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا

> "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya."
(QS. Al-A‘raf: 56)

4. Bertentangan dengan Cara Islami dalam Menasihati Penguasa

Islam mengajarkan cara menasihati penguasa adalah dengan cara sirriyah (diam-diam, tidak di depan umum). Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَرَادَ أَنْ يَنْصَحَ لِذِي سُلْطَانٍ فَلاَ يُبْدِهِ عَلاَنِيَةً، وَلَكِنْ يَأْخُذْ بِيَدِهِ فَيَخْلُوْبِهِ، فَإِنْ قَبِلَ مِنْهُ فَذَاكَ وَ إِلاَّ كَانَ قَدْ أَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ.

> "Barang siapa ingin menasihati penguasa, janganlah ia menampakkannya secara terang-terangan. Hendaklah ia mengambil tangannya dan menyendiri dengannya. Jika ia menerima, maka itu kebaikan. Jika tidak, ia telah menunaikan kewajiban." [Ibn Abī ‘Āṣim, as-Sunnah karya Ibn Abī ‘Āṣim, beserta Zhilaal al-Jannah karya al-Albani, 2/523]

5. Menyulut Permusuhan dan Fitnah

Demonstrasi biasanya menimbulkan permusuhan antara rakyat dan pemerintah, bahkan sesama rakyat. Hal ini dapat membuka pintu fitnah dan perpecahan.

🔹 Nabi ﷺ bersabda:

لَا تَرْجِعُوا بَعْدِي كُفَّارًا يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ.

> "Janganlah kalian kembali kafir sepeninggalku, sebagian kalian memukul leher sebagian yang lain."
(HR. Bukhari, no. 121; Muslim, no. 65)

6. Menyelisihi Prinsip Sabar atas Kedzaliman Penguasa

Islam memerintahkan umat untuk tetap sabar menghadapi kezaliman penguasa selama ia masih Muslim dan tidak melakukan kekufuran yang nyata. Demonstrasi justru mendorong pemberontakan.

🔹 ‘Ubadah bin Shamit Radhiyallahu anhu berkata:

دَعَانَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْنَاهُ، فَكَانَ فِيْمَا أَخَذَ عَلَيْنَا، أَنْ بَايَعَنَا عَلَى السَّمْعِ وَالطَّاعَةِ فِي مَنْشَطِنَا وَمَكْرَهِنَا وَعُسْرِنَا وَيُسْرِنَا وَأَثَرَةٍ عَلَيْنَا وَأَنْ لاَ نُنَازِعَ اْلأَمْرَ أَهْلَهُ قَالَ: إِلاَّ أَنْ تَرَوْا كُفْراً بَوَاحًا عِنْدَكُمْ مِنَ اللهِ فِيْهِ بُرْهَانٌ.

“Rasulullah memanggil kami, lalu kami membai’at beliau. Di antara yang beliau tekankan kepada kami adalah, agar kami selalu mendengar dan taat (kepada penguasa) dalam keadaan suka maupun tidak suka dalam kesulitan atau pun kemudahan, bahkan dalam keadaan penguasa mengurus kepentingannya mengalahkan kepentingan kami sekalipun (tetap wajib taat). Dan tidak boleh kami mempersoalkan suatu perkara yang berada di tangan ahlinya (penguasa). Selanjutnya beliau bersabda: ‘Kecuali jika kalian melihat kekufuran yang jelas dan kalian memiliki bukti yang nyata dari Allah dalam hal itu.”
(HR. Bukhari, no. 7056; Muslim, no. 1709)

7. Menghilangkan Rasa Aman dan Stabilitas Negeri

Demonstrasi seringkali berakhir pada hilangnya keamanan, kerusakan harta, bahkan pertumpahan darah. Padahal menjaga keamanan adalah nikmat besar yang diperintahkan untuk dijaga.

🔹 Allah berfirman:

وَإِنْ أَحَدٌ مِّنَ ٱلْمُشْرِكِينَ ٱسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّىٰ يَسْمَعَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُۥ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَّا يَعْلَمُونَ

> "Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
(At Taubah 9:6) 

Maka jelas bahwa demonstrasi bukanlah tradisi Islam, melainkan budaya impor dari sistem non-Islami. Islam telah memberikan cara yang lebih aman dan penuh hikmah dalam menyampaikan nasihat maupun memperjuangkan hak, yaitu dengan menasihati secara langsung, sabar, dan berdoa kepada Allah.

Dengan demikian, kaum Muslimin seharusnya menjauhi demonstrasi karena lebih banyak mendatangkan mudarat dibanding manfaat, dan bertentangan dengan tuntunan syariat.

Telegram: https://t.me/ilmui
WA: https://whatsapp.com/channel/0029VaALfMAGJP8PEIsVk33P
#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan
#SEBAB #DEMONSTRASI #DILARANG #ISLAM



Post a Comment

0 Comments