Advertisement

SEBAB TERJADINYA GERHANA

بسم الله الرحمٰن الرحيم

🌗 SEBAB TERJADINYA GERHANA 🌓

Syaikh Ibnu Utsaimin (w: 1421) rohimahulloh ditanya:

سئل فضيلة الشيخ - رحمه الله تعالى -: الكسوف والخسوف آية من آيات الله تعالى لتخويف العباد، وتذكيرهم بالله عز وجل كي يجتنبوا المعاصي التي يقعون فيها ليلاً ونهاراً، وقد أصبح علماء الفلك يقولون: بأنها حادثة طبيعية تحصل في السنة مرة، أو أكثر من مرة
بطريقة معينة، فكيف يكون التخويف؟ وأصبحوا أيضاً يعلنون عنها سواء في الصحف أو غيرها، فإذا حدثت أصبح الناس لا يخافون ولا يتعظون وأصبح لديهم تبلد في الحس فما قولكم في هذا؟ وكيف يكون التخويف في هذه الآية؟
فأجاب فضيلته بقوله: يكون التخويف في هذه الآية لمن كمل إيمانه بالله عز وجل وبما قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم.
والكسوف، أو الخسوف له سببان:
سبب طبيعي: يدرك بالحس والحساب، فهذا يعلم لأهل الحساب ويعرفونه ويقدرون ذلك بالدقيقة.
وسبب شرعي: لا يعلم إلا بطريق الوحي، وهو أن الله يُقدر هذا الشيء تخويفاً للعباد، فنسأل من الذي قدر السبب الطبيعي حتى حصل الكسوف، أو الخسوف؟ إنه الله. لماذا؟ ليخاف الناس ويحذروا، ولهذا خرج النبي عليه الصلاة والسلام حين رأى الشمس كاسفة، خرج فزعاً حتى لحق بردائه وجعل يجره، وفزع الناس، وأمر من ينادي بالصلاة جامعة،
واجتمع المسلمون في مسجد واحد يدعون الله عز وجل ويفزعون إليه، فالمؤمن حقًّا يفزع، ومن تبلد ذهنه، أو ضعف إيمانه فإنه لا يهتم بهذا الشيء.
وأما إخبار الناس بها قبل حدوثها، فأنا أرى أنه لا ينبغي أن يخبروا بها، لأنهم إذا أخبروا بها استعدوا لها وكأنها صلاة رغبة، كأنهم يستعدون لصلاة العيد، وصارت تأتيهم على استعداد للفعل لا على تخوف، لكن إذا حدثت فجأة، حصل من الرهبة والخوف ما لا يحصل لمن كان عالماً.
وأضرب مثلاً بأمر محسوس. لو نزلت من عتبة وأنت مستعد متأهب وتعرف أن تحتك عتبة هل تتأثر بشيء؟ لكن لو كنت غافلاً لا تدري، ثم وقعت في العتبة صار لها أثر في قلبك وأثر عليك.
فلهذا أتمنى أن لا تذكر ولا تنشر بين الناس، حتى لو نشرت في الصحف لا تنشرها بين الناس، دع الناس حتى يأتيهم الأمر وهم غير مستعدين له وغير متأهبين له، ليكون ذلك أوقع في النفوس.
* * *

SEBAB TERJADINYA GERHANA



Seseorang bertanya kepada Fadhīlat asy-Syaikh – rahimahullāhu ta‘ālā –:

Gerhana matahari dan gerhana bulan adalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah Ta‘ālā untuk menakut-nakuti para hamba, serta mengingatkan mereka kepada Allah ‘azza wa jalla agar mereka menjauhi maksiat-maksiat yang mereka lakukan siang dan malam. Namun para ahli astronomi sekarang mengatakan bahwa gerhana adalah peristiwa alamiah yang terjadi dalam setahun sekali, atau lebih dari sekali dengan cara tertentu. Maka bagaimana bisa menjadi sarana menakut-nakuti? Mereka juga mengumumkannya baik di surat kabar atau lainnya. Maka ketika terjadi, orang-orang tidak lagi takut dan tidak mengambil pelajaran, bahkan menjadi tumpul perasaannya. Apa pendapat Anda dalam hal ini? Dan bagaimana bentuk penakut-nakutan dalam tanda kebesaran ini?

Maka beliau – rahimahullāh – menjawab dengan berkata:

Penakut-nakutan dalam tanda ini berlaku bagi orang yang sempurna imannya kepada Allah ‘azza wa jalla dan kepada apa yang dikatakan oleh Rasulullah ﷺ.

Gerhana matahari atau gerhana bulan memiliki dua sebab:

Pertama: sebab alami yaitu yang dapat dipahami dengan indra dan perhitungan. Hal ini diketahui oleh para ahli hisab, mereka mengetahuinya dan memperkirakannya hingga ke menit.

Kedua: sebab syar‘i yaitu yang tidak diketahui kecuali melalui jalan wahyu, yakni bahwa Allah menetapkan hal itu sebagai sarana untuk menakut-nakuti para hamba. Maka kita bertanya: siapa yang menetapkan sebab alami hingga terjadilah gerhana matahari atau bulan? Dialah Allah. Mengapa? Agar manusia takut dan berhati-hati.

Oleh karena itu, Nabi ﷺ ketika melihat matahari gerhana, beliau keluar dalam keadaan panik hingga beliau terburu-buru mengambil selendangnya dan menyeretnya. Manusia pun panik, lalu beliau memerintahkan agar ada yang menyeru dengan seruan: “Ash-shalātu jāmi‘ah” (shalat berjamaah). Maka kaum Muslimin pun berkumpul di satu masjid, berdoa kepada Allah ‘azza wa jalla dan berlindung kepada-Nya. Maka seorang mukmin yang sejati benar-benar merasa takut, sedangkan orang yang tumpul akalnya atau lemah imannya, maka ia tidak peduli dengan hal itu.

Adapun memberitahukan manusia sebelum terjadinya, menurut saya hal itu tidak selayaknya diberitahukan. Karena jika diberitahukan, mereka akan bersiap-siap menghadapinya seakan-akan itu shalat keinginan, seperti mereka mempersiapkan shalat ‘Id. Sehingga datang kepada mereka dalam keadaan siap untuk melaksanakannya, bukan dalam keadaan takut. Akan tetapi jika terjadi secara tiba-tiba, maka timbullah rasa gentar dan takut yang tidak akan sama dengan keadaan orang yang sudah mengetahui sebelumnya.

Saya berikan contoh dengan sesuatu yang nyata. Seandainya engkau turun dari anak tangga dalam keadaan siap dan tahu bahwa di bawahmu ada anak tangga, apakah engkau akan terpengaruh oleh sesuatu? Tetapi kalau engkau lengah dan tidak tahu, lalu tiba-tiba jatuh di anak tangga, maka hal itu memberi pengaruh dalam hatimu dan berpengaruh terhadap dirimu.

Oleh sebab itu, saya berharap agar gerhana tidak diberitakan dan tidak disebarkan di tengah-tengah manusia. Sekalipun dimuat di surat kabar, jangan disebarkan di tengah manusia. Biarkan saja mereka hingga kejadian itu datang kepada mereka sementara mereka tidak bersiap-siap dan tidak berbekal untuknya. Maka dengan begitu, hal itu akan lebih membekas dalam jiwa.
---

📚 [Ibnu ‘Utsaimīn, Majmū‘ Fatāwā wa Rasā’il al-‘Utsaimīn, 16/298–300]

#share_gratis, #tanpa_logo, #tanpa_minta_donasi, #tanpa_yayasan
#SEBAB #TERJADINYA #GERHANA

Post a Comment

0 Comments